Kamis, 29 Maret 2012

Pendidikan Anak Pra Sekolah


Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang diberikan kepada anak sebelum masuk ke dalam pendidikan formal yaitu bangku Sekolah Dasar (SD). Banyak orang menganggap bahwa memberikan pendidikan pada anak pra sekolah bukanlah pekerjaan yang sukar. Padahal, di fase ini anak sangat sensitif terhadap pembelajaran yang didapatnya dari lingkungan. Selain itu, perkembangan psikologis anak harus sangat diperhatikan. Maka dari itu, cara pengajaran harus disesuaikan dengan usia anak.
Pendidikan pra sekolah merupakan pemberian pengalaman balajar sambil bermain. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan potensi anak. Selain itu, anak juga di persiapkan mentalnya untuk masuk ke tahap selanjutnya, yaitu tahap pendidikan tahap formal.
Namun, masih ada sekolah yang belum menerapkan konsep belajar sambil bermain. Beberapa diantaranya masih menerapkan pembelajaran konvensional yang satu arah. Anak masih dijadikan objek pembelajaran, bukan subjek pembelajaran. Sehingga kretaivitas anak seperti digembok. Belum lagi, bermain hanya sebagai selingan kegiatan belajar, bukan inti pembelajaran. Padahal lewat bermainlah anak dapat belajar karena pelajaran bagi seorang anak ialah bermain.

Kamis, 22 Maret 2012

Teori Inteligensi "Alfred Binet"

 
 
Alfred Binet adalah seorang psikolog Perancis yang pertama mengembangkan tes Inteligensi.  Ia lahir di Nice, Perancis pada tanggal 8 Juli 1857 dan meninggal di Paris pada tanggal 18 Oktober 1911.  Ayahnya adalah seorang dokter dan nenek moyangnya juga kebanyakan berprofesi dokter baik dari turunan ayah maupun ibunya. Ibunya seorang pelukis, dan jiwa seni ini juga diturunkan pada Binet sehingga ia juga menulis tentang aspek psikologis dari tulisan dan seni. Ia belajar di Lycee di Nice dan LycĂ©e Louis le Grand di Paris.  Secara resmi ia belajar hukum hingga memperoleh gelar diploma dan lisensiat, dan pada umur 20 tahun ia menempuh ujian pertama untuk doktoratnya dalam bidang hukum.  Tahun 1877 Binet bertemu Ribot, seorang psikolog Perancis yang turut menentukan kehidupan psikologi di Perancis.  Atas anjuran Ribot maka Binet mulai mempelajari psikologi, khususnya psikopatologi yang sudah lama hidup di Perancis. 
Binet mempelajari proses-proses mental yang lebih tinggi dengan jalan memberi tes-tes kertas dan pensil sederhana. Sekitar tahun 1900, Binet mulai dengan penelitian mengenai perbedaan-perbedaan individual, yang mencapai puncaknya dalam mengembangkan skala inteligensinya pada tahun 1905.  Dengan menggunakan anak-anak gadisnya sebagai subyek penelitian, ia mulai melakukan suatu studi sistematis mengenai perbedaan-perbedaan dalam proses-proses mental mereka, dengan menggunakan gambar-gambar, tes-tes verbal dan tes noda-noda tinta.  Tes noda-noda tinta ini memelopori pembuatan teknik-teknik proyektif yang sangat populer dalam psikologi klinis kontemporer. 
Karyanya yang terkenal yaitu Binet Tes or Scale, yaitu skala verbal individual yang dikembangkan oleh Binet dan Simon pada tahun 1905.  Tes Simon-Binet, skala aslinya dirancang untuk memperkirakan dan menetapkan kemampuan intelektual relatif dari anak-anak sekolah Perancis.  Binet diminta oleh komisi sekolah warga kota Perancis untuk menciptakan cara mengelompokkan anak-anak berdasarkan kemampuan mereka. Tujuan sebenarnya boleh dikatakan kurang baik, yaitu untuk menyaring anak-anak yang “lemah pikiran”, yang tidak akan diberi tunjangan sosial. Tes tersebut diterima secara luas untuk pengetesan di negara-negara lain.  Pada tahun 1910 tes Binet-Simon ini dibawah ke Amerika Serikat. Di sana tes ini digunakan oleh Henry Goddard, seorang pendidik dan pakar psikologi yang mendirikan sekolah swasta untuk anak “lemah pikiran” di New Yersey.

Pada tahun 1916 tes Binet-Simon ini dimodifikasi dan dibakukan untuk masyarakat Amerika Serikat yang lebih luas oleh Lewis Terman dari Universitas Standford. Dengan modifikasi ini maka tes Binet-Simon ini kemudian dikenal dengan nama Standford-Binet Scale, dan tes ini diberi bukan hanya kepada anak-anak, tapi juga kepada orang dewasa. Tes ini direvisi lagi pada tahun 1937 berdasarkan penetapan norma-norma baru, dan pada tahun 1960 mengkombinasikan formulir L dan M atas dasar suatu revisi statistik.  Binet juga telah memperkenalkan konsep tentang “usia mental” (mental age), kemampuan rata-rata yang diharapkan dari individu, khususnya seorang anak pada usia kronologis tertentu, yang akhirnya menghasilkan konsep tentang IQ (Inteligence Quotient).  Bersama Theodore Simon, mereka mendefinisikan inteligensi dalam tiga komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocriticism. Binet mengatakan bahwa inteligensi bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum. Selanjutnya ia mengatakan bahwa inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang. Ia menggambarkan inteligensi sebagai sesuatu yang fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan individu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Jadi untuk melihat inteligen seseorang, dapat diamati dari cara dan kemampuannya untuk melakukan suatu tindakan dan kemampuannya untuk mengubah arah tindakannya tersebut.
 

Jumat, 16 Maret 2012

Psikologi Pendidikan dan Media Pembelajaran


Revolusi Teknologi
Jika kita lihat jauh kebelakang, pelajar masa kini sangat berbeda fasilitas pendidikannya dengan orangtua kita saat duduk dibangku sekolah dulu. Terutama dari segi teknologi. Pelajar di zaman serba modern ini, harus mengikuti perkembangan jika tidak ingin ketinggalan, apalagi pelajar yang akan turun ke dunia kerja.
Di berbagai sekolah sudah menyediakan komputer untuk pembelajaran. Begitu pula di beberapa universitas. Mahasiswa dituntut untuk memiliki laptop agar mempermudah sistem belajar-mengajar. Namun, meskipun di beberapa sekolah sudah disediakan komputer, banyak komputer yang tidak di gunakan secara maksimal karena kurangnya pengetahuan guru untuk mengoperasikannya.
Teknologi dan Diversitas Sosiokultural
Namun, tidak semua para pelajar dapat memiliki komputer sebagai fasilitas penunjang belajar. Rata-rata pelajar dari kelas menengah ke atas yang mampu difasilitasi oleh orangtuanya. Teknologi membawa beberapa isu sosial. Misalnya, apakah penggunaan teknologi disekolah dan universitas, terutama komputer, akan memperlebar jurang perbedaan antara si miskin dengan si kaya???

~DM

Sabtu, 10 Maret 2012

PENGGUNAAN BLOG DAN E-MAIL UNTUK MAHASISWA/I PSIKOLOGI




Sebagai mahasiswa/i yang mengambil mata kuliah Psikologi Pendidikan T.A 2012/2013, kami diwajibkan untuk memiliki e-mail dan blog. Jika dilihat dari segi kegunaannya dalam proses belajar mengajar, e-mail dan blog akan sangat memberikan hasil yang positif. Berikut teori dari beberapa ahli yang jika kita lihat secara seksama memiliki hubungan. Berikut uraiannya :

1.      William James            : Mulai mengajarkan anak pada titik yang sedikit lebih tinggi diatas tingkat pengetahuan agar wawasan anak lebih luas”
Penjelasan       : Banyak masyarakat disekeliling kita yang belum begitu mengenal mail dan blog. Apalagi belajar dengan sistem e-learning. Namun, begitu mahasiswa tersebut diwajibkan memiliki mail dan blog, mahasiswa tersebut akan mencoba untuk mencari tahu. Dimulai dengan mengutak-atik blog atau mailnya, hingga ia akan mencari sumber informasi sampai ia dapat mengerti. Dapat dilakukan dengan searching di google.

2.      John Dewey     : “Anak ditempatkan sebagai pembelajar yang aktif”
Penjelasan       : Sudah tidak zamannya lagi, seorang pelajar hanya mendengarkan pendidik mejelaskan materi pelajaran didepan kelas. Masa kini yang dibutuhkan adalah mahasiswa unggulan yang aktif. Dengan adanya mail dan blog, mahasiswa juga dapat menuangkan kreatifitasnya dengan cara menghias blog. Selain itu, mahasiswa juga dapat saling sharing ilmu dengan sesama blogger lainnya.

3.      E.L. Thonrdike : “Law of effect”
Penjelasan       : yang dimaksud dengan Law of effect adalah kemungkinan perilaku tersebut akan dilakukan lagi dikemudian hari. Nah, ketika mahasiswa sudah memiliki mail dan blog, mahasiswa harus mengkonfirmasi ke dosen pengampu. Ketika dosen memberikan feedback berupa dorongan untuk terus berkreatifitas, kita dapat melihat respon dari mahasiswa seperti semakin aktifnya mahasiswa tersebut memposting di blog dan sharing ilmu di chat. Selain itu, ketika mahasiswa mendapat feedback dari blog-jumper berupa komentar ataupun masukan, mahasiswa akan semakin menikmati sistem pembelajaran yang aktif ini.

Pada masa sekarang ini hampir semua bidang kehidupan manusia tidak bisa lepas dari teknologi. Segala kecanggihan teknologi dimanfaatkan demi mendapatkan hasil yang maksimal. Demikian juga dalam bidang pendidikan. Banyak sekolah-sekolah yang menggunakan teknologi dalam meningkatkan Ilmu pengetahuan pada peserta didik.  Dalam dunia pendidikan dikenal istilah e-learning yang memiliki fungsi:

  Meningkatkan interaksi pembelajaran
  Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
  Memiliki jangkauan yang lebih luas
  Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran

Mengingat kecepatan perkembangan teknologi  dalam bidang pendidikan saat ini maka perlu bagi para pengajar ataupun calon pengajar untuk menguasai teknologi tersebut. karena bagaimana peserta didik bisa menguasai jika pengajarnya tidak. Maka dari itu dalam mata kuliah psikologi pendidikan yang mengkhususkan bagaimana cara mengajar  yang baik, diwajibkan bagi setiap mahasiswa untuk memiliki akun e-mail dan blog pribadi masing-masing. Tanggapan kami, hal ini adalah hal yang baik karena mengacu kreativitas mahasiswa dalam mengekspresikan perasaannya. Selain itu juga sebagai dasar untuk mengenal teknologi lebih baik sehingga pada akhirnya mampu mengajarkannya kepada peserta didik sehingga terciptalah peserta didik yang terampil dalam Perkembangan Ilmu dan Pengetahuan.

Sabtu, 03 Maret 2012

Angkatan 2011




Introducing Me ^^

Haloo!
mari memulai sore dengan perkenalan :)
nama saya Dina Maharani, mahasiswi Fakultas Psikologi.
nah, selain demi kelancaran sistem belajar-mengajar blog ini juga dapat mengurangi dampak 'global warming' dengan cara menyelesaikan tugas-tugas secara paperless (hemat kertas)
well, berarti blog ini akan diisi dengan berbagai hal tentang Psikologi (mungkin juga tidak)

Ayo kita sharing ilmu!
sekian dulu pekenalannya. tunggu posting-posting selanjutnya yaa :)