Sehubungan dengan tugas Psikologi
Pendidikan, saya melakukan survei menggunakan kuesioner untuk melihat tanggapan
mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara angkatan 2011
terhadap sistem blended learning yang
beberapa minggu lalu dilakukan di kelas matakuliah Psikologi Pendidikan.
Kuesioner ini terdiri dari 8 poin
yang mana masing-masing poin merupakan pernyataan yang berhubungan dengan blended learning. Survei ini di berikan kepada 59 orang mahasiswa/i yang di pilih secara random. Berikut beberapa poin pertanyaan dan hasil akhir
yang saya dapatkan.
Blended Learning sangat membantu dalam proses belajar mengajar pada mahasiswa
Sangat Setuju
|
4
|
6.90%
|
Setuju
|
32
|
55.17%
|
Netral
|
16
|
27.59%
|
Tidak Setuju
|
6
|
10.34%
|
Sangat Tidak Setuju
|
0
|
0.00%
|
Penerapan Blended Learning mempermudah dalam melakukan diskusi
Sangat Setuju
|
2 |
3.39%
|
Setuju
|
37
|
62.71%
|
Netral
|
12
|
20.34%
|
Tidak Setuju
|
8 |
13.56%
|
Sangat Tidak Setuju
|
0
|
0.00%
|
Fasilitas yang disediakan fakultas sudah memadai, jika diberlakukannya blended learning
Sangat Setuju
|
0 |
0.00%
|
Setuju
|
14 |
23.33%
|
Netral
|
22 |
36.67%
|
Tidak Setuju
|
21 |
35.00%
|
Sangat Tidak Setuju
|
3 |
5.00%
|
Pengadaan Blended Learning dianggap merepotkan karena tidak semua orang mahir menggunakan teknologi
Sangat Setuju
|
3 |
5.00%
|
Setuju
|
23 |
38.33%
|
Netral
|
27 |
45.00%
|
Tidak Setuju
|
6 |
10.00%
|
Sangat Tidak Setuju
|
1 |
1.67%
|
Blended Learning dapat menghemat biaya transportasi
Sangat Setuju
|
10 |
17.24%
|
Setuju
|
37 |
63.79%
|
Netral
|
7 |
12.07%
|
Tidak Setuju
| 4 |
6.90%
|
Sangat Tidak Setuju
|
0 |
0.00%
|
Dengan diadakannya Blended Learning, para peserta didik dapat dengan mudah mengakses materi pelajaran
Sangat Setuju
| 4 |
6.90%
|
Setuju
| 41 |
70.69%
|
Netral
| 11 |
18.79%
|
Tidak Setuju
| 2 |
3.45%
|
Sangat Tidak Setuju
| 0 |
0.00%
|
Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki mahasiswa menyulitkan penerapan Blended Learning
Sangat Setuju
| 17 |
29.31%
|
Setuju
| 31 |
53.45%
|
Netral
| 10 |
17.24%
|
Tidak Setuju
| 0 |
0.00%
|
Sangat Tidak Setuju
| 0 |
0.00%
|
Memberlakukan Blended Learning dapat membangkitkan semangat mahasiswa dalam belajar
Sangat Setuju
| 3 |
5.26%
|
Setuju
| 22 |
38.60%
|
Netral
| 28 |
49.12%
|
Tidak Setuju
| 4 |
7.02%
|
Sangat Tidak Setuju
| 0 |
0.00%
|
Melalui tabel-tabel di atas, kita dapat melihat bahwa lebih dari setengah responden yang merupakan mahasiswa/i fakultas Psikologi USU menganggap sistem blended learning sangat membantu dalam proses belajar-mengajar. Salah satu alasannya karena blended learning mempermudah mahasiswa/i melakukan diskusi bersama teman maupun dosen pengampu. Hal ini dapat dilihat melalui tingkat persentase yang tinggi yaitu 62.71% dari 50 responden. Selain itu, hampir semua responden setuju jika dengan memberlakukan blended learning dalam proses belajar-mengajar dapat menghemat biaya transportasi serta mempermudah mahasiswa/i untuk mengakses materi pelajaran. Meskipun begitu, tidak sedikit responden yang menganggap blended learning system merepotkan karena tidak semua orang mahir menggunakan teknologi. Selain itu, tidak meratanya fasilitas (seperti laptop, komputer, tab, dsb.) yang dimiliki mahasiswa/i, menjadi salah satu unsur yang dapat menyulitkan penerapan blended learning.
Penerapan blended learning system, akan berjalan dengan baik jika fasilitas yang disediakan oleh fakultas memadai. Seperti jaringan wi-fi atau tersedianya beberapa komputer yang dapat digunakan mahasiswa/i. Namun, hasil akhir menunjukkan bahwa responden cukup setuju jika dikatakan bahwa fasilitas yang disediakan fakultas masih terbilang kurang. Meskipun terdapat pro dan kontra dalam pemberlakuan blended learning di kalangan mahasiswa, responden setuju jika dengan adanya sistem ini, dapat membangkitkan semangat dan minat peserta didik untuk belajar.
Dapat disimpulkan bahwa, blended learning sangat membantu dan bermanfaat. Namun, jika dilihat dari fenomena yang ada, masih cukup sulit untuk memberlakukan sistem pembelajaran ini, khususnya di wilayah kota Medan yang mana fasilitas penunjangnya masih terbatas dan masyarakatnya yang tidak terlalu mampu dalam mengoperasikan teknologi.
Testimonial :
Setelah saya melakukan survei
menggunakan kuesioner online, saya dapat merasakan banyak kelebihannya. Seperti
halnya dalam penggunaan biaya. Biaya yang digunakan dengan menggunakan
kuesioner online terbilang relatif hemat dan tentu saja menghemat waktu. Karena, cukup menggunakan fasilitas seperti
internet. Tidak menghabiskan biaya seperti halnya survei menggunakan kertas
kuesioner. Selain itu, jawaban yang di berikan oleh responden lebih terjamin
kerahasiaannya daripada menggunakan metode wawancara langsung.
Peneliti juga dapat memberikan
pernyataan yang seragam dalam bentuk tulisan kepada responden. Jadi, tidak ada
perbedaan kata atau kalimat dari tiap individu yang dapat mempengaruhi hasil
yang didapat dari responden. Jadi, dapat dikatakan bahwa peneliti tidak dapat
memberikan bias atau pengaruh terhadap jawaban responden. Hal yang paling
menguntungkan dengan adanya kuesioner online, peneliti dapat menjangkau banyak
responden tanpa harus mendatanginya per individu.
Namun, dibalik kelebihan yangs
saya dapatkan, terdapat beberapa kelemahan. Seperti hasil dari survei yang
tidak fleksibel. Dikatakan fleksibilitas rendah, karena dengan menggunakan
metode ini, peneliti tidak mempertimbangkan aspek emosional atau kondisi
responden saat mengisi kuesionernya. Tidak dapat di pungkiri, bahwa mood dapat mempengaruhi jawaban yang
dipilih responden. Selain itu, responden juga dapat memanipulasi jawabannya
tanpa di ketahui si peneliti, meskipun di awal kuesioner sudah di jelaskan
bahwa kerahasiaan jawabannya sudah di jamin.
Metode kuesioner online juga
membuka kemungkinan incomplete result. Dimana responden melewatkan
beberapa pertanyaan karena ia dapat menjawab tidak sesuai urutan. Namun,
diantara itu semua, kelemahan metode kuesioner online yang paling mempengaruhi
keakuratan hasil akhir penelitian adalah tidak terlihatnya jawaban spontan yang
diperlihatkan responden. Tidak seperti menggunakan metode wawancara yang dimana
peneliti dapat melihat ekspresi bahkan jawaban spontan dari responden.
Testimoninya dimana DIna ?
BalasHapusbu,saya sudah googling dan melihat contoh laporan hasil penelitian itu berupa karya tulis yang cukup 'formal', apakah yg seperti itu yg ibu harapkan atau cukup dengan pendeskripsian seperti yg sudah dilakukan dina, fania, dll, bu? karena saya menjadi bingung skrg. maaf bu atas ketidaktahuan saya ini. terima kasih sebelumnya Bu Dina.. :)
HapusTerimakasih bu Dina sudah diingatkan :)
BalasHapus