Minggu, 27 Mei 2012

Survey : Blended Learning


Sehubungan dengan tugas Psikologi Pendidikan, saya melakukan survei menggunakan kuesioner untuk melihat tanggapan mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 terhadap sistem blended learning yang beberapa minggu lalu dilakukan di kelas matakuliah Psikologi Pendidikan.
Kuesioner ini terdiri dari 8 poin yang mana masing-masing poin merupakan pernyataan yang berhubungan dengan blended learning. Survei ini di berikan kepada 59 orang mahasiswa/i yang di pilih secara random. Berikut beberapa poin pertanyaan dan hasil akhir yang saya dapatkan.


Blended Learning sangat membantu dalam proses belajar mengajar pada mahasiswa
Sangat Setuju
4
6.90%
Setuju
32
55.17%
Netral
16
27.59%
Tidak Setuju
6
10.34%
Sangat Tidak Setuju
0
0.00%


Penerapan Blended Learning mempermudah dalam melakukan diskusi
Sangat Setuju
2
3.39%
Setuju
37
62.71%
Netral
12
20.34%
Tidak Setuju
8
13.56%
Sangat Tidak Setuju
0
0.00%


Fasilitas yang disediakan fakultas sudah memadai, jika diberlakukannya blended learning
Sangat Setuju
0
0.00%
Setuju
14
23.33%
Netral
22
36.67%
Tidak Setuju
21
35.00%
Sangat Tidak Setuju
3
5.00%


Pengadaan Blended Learning dianggap merepotkan karena tidak semua orang mahir menggunakan teknologi
Sangat Setuju
3
5.00%
Setuju
23
38.33%
Netral
27
45.00%
Tidak Setuju
6
10.00%
Sangat Tidak Setuju
1
1.67%


Blended Learning dapat menghemat biaya transportasi
Sangat Setuju
10
17.24%
Setuju
37
63.79%
Netral
7
12.07%
Tidak Setuju
4
6.90%
Sangat Tidak Setuju
0
0.00%


Dengan diadakannya Blended Learning, para peserta didik dapat dengan mudah mengakses materi pelajaran
Sangat Setuju
4
6.90%
Setuju
41
70.69%
Netral
11
18.79%
Tidak Setuju
2
3.45%
Sangat Tidak Setuju
0
0.00%


Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki mahasiswa menyulitkan penerapan Blended Learning
Sangat Setuju
17
29.31%
Setuju
31
53.45%
Netral
10
17.24%
Tidak Setuju
0
0.00%
Sangat Tidak Setuju
0
0.00%


Memberlakukan Blended Learning dapat membangkitkan semangat mahasiswa dalam belajar

Sangat Setuju
3
5.26%
Setuju
22
38.60%
Netral
28
49.12%
Tidak Setuju
4
7.02%
Sangat Tidak Setuju
0
0.00%

Melalui tabel-tabel di atas, kita dapat melihat bahwa lebih dari setengah responden yang merupakan mahasiswa/i fakultas Psikologi USU menganggap sistem blended learning sangat membantu dalam proses belajar-mengajar. Salah satu alasannya karena blended learning mempermudah mahasiswa/i melakukan diskusi bersama teman maupun dosen pengampu. Hal ini dapat dilihat melalui tingkat persentase yang tinggi yaitu 62.71% dari 50 responden. Selain itu, hampir semua responden setuju jika dengan memberlakukan blended learning dalam proses belajar-mengajar dapat menghemat biaya transportasi serta mempermudah mahasiswa/i untuk mengakses materi pelajaran. Meskipun begitu, tidak sedikit responden yang menganggap blended learning system merepotkan karena tidak semua orang mahir menggunakan teknologi. Selain itu, tidak meratanya fasilitas (seperti laptop, komputer, tab, dsb.) yang dimiliki mahasiswa/i, menjadi salah satu unsur yang dapat menyulitkan penerapan blended learning

Penerapan blended learning system, akan berjalan dengan baik jika fasilitas yang disediakan oleh fakultas memadai. Seperti jaringan wi-fi atau tersedianya beberapa komputer yang dapat digunakan mahasiswa/i. Namun, hasil akhir menunjukkan bahwa responden cukup setuju jika dikatakan bahwa fasilitas yang disediakan fakultas masih terbilang kurang. Meskipun terdapat pro dan kontra dalam pemberlakuan blended learning di kalangan mahasiswa, responden setuju jika dengan adanya sistem ini, dapat membangkitkan semangat dan minat peserta didik untuk belajar.

Dapat disimpulkan bahwa, blended learning sangat membantu dan bermanfaat. Namun, jika dilihat dari fenomena yang ada, masih cukup sulit untuk memberlakukan sistem pembelajaran ini, khususnya di wilayah kota Medan yang mana fasilitas penunjangnya masih terbatas dan masyarakatnya yang tidak terlalu mampu dalam mengoperasikan teknologi.

Testimonial :

Setelah saya melakukan survei menggunakan kuesioner online, saya dapat merasakan banyak kelebihannya. Seperti halnya dalam penggunaan biaya. Biaya yang digunakan dengan menggunakan kuesioner online terbilang relatif hemat dan tentu saja menghemat waktu.  Karena, cukup menggunakan fasilitas seperti internet. Tidak menghabiskan biaya seperti halnya survei menggunakan kertas kuesioner. Selain itu, jawaban yang di berikan oleh responden lebih terjamin kerahasiaannya daripada menggunakan metode wawancara langsung.

Peneliti juga dapat memberikan pernyataan yang seragam dalam bentuk tulisan kepada responden. Jadi, tidak ada perbedaan kata atau kalimat dari tiap individu yang dapat mempengaruhi hasil yang didapat dari responden. Jadi, dapat dikatakan bahwa peneliti tidak dapat memberikan bias atau pengaruh terhadap jawaban responden. Hal yang paling menguntungkan dengan adanya kuesioner online, peneliti dapat menjangkau banyak responden tanpa harus mendatanginya per individu.

Namun, dibalik kelebihan yangs saya dapatkan, terdapat beberapa kelemahan. Seperti hasil dari survei yang tidak fleksibel. Dikatakan fleksibilitas rendah, karena dengan menggunakan metode ini, peneliti tidak mempertimbangkan aspek emosional atau kondisi responden saat mengisi kuesionernya. Tidak dapat di pungkiri, bahwa mood dapat mempengaruhi jawaban yang dipilih responden. Selain itu, responden juga dapat memanipulasi jawabannya tanpa di ketahui si peneliti, meskipun di awal kuesioner sudah di jelaskan bahwa kerahasiaan jawabannya sudah di jamin.

Metode kuesioner online juga membuka kemungkinan incomplete result. Dimana responden melewatkan beberapa pertanyaan karena ia dapat menjawab tidak sesuai urutan. Namun, diantara itu semua, kelemahan metode kuesioner online yang paling mempengaruhi keakuratan hasil akhir penelitian adalah tidak terlihatnya jawaban spontan yang diperlihatkan responden. Tidak seperti menggunakan metode wawancara yang dimana peneliti dapat melihat ekspresi bahkan jawaban spontan dari responden.

3 komentar:

  1. Balasan
    1. bu,saya sudah googling dan melihat contoh laporan hasil penelitian itu berupa karya tulis yang cukup 'formal', apakah yg seperti itu yg ibu harapkan atau cukup dengan pendeskripsian seperti yg sudah dilakukan dina, fania, dll, bu? karena saya menjadi bingung skrg. maaf bu atas ketidaktahuan saya ini. terima kasih sebelumnya Bu Dina.. :)

      Hapus
  2. Terimakasih bu Dina sudah diingatkan :)

    BalasHapus